Cari Blog Ini

Kamis, 24 Maret 2011

tetes embun pagi: Sign Of Sane 2

tetes embun pagi: Sign Of Sane 2

Sign Of Sane 2

Saudaraku... pada malam 44 usia kita dalam kandungan, Tuhan menyuruh malaikat untuk mencatat 3 hal pada diri kita, adalah Jenis kelamin kita, Umur kita dan Nasib kita.....
1) Jenis Kelamin kita Tuhan telah Tentukan apakah kita menjadi seorang Laki-laki atau perempuan.
2) Umur kita Tuhan tentukan apakah panjang atau pendek ketika hidup di dunia
3) Nasib Kita Tuhan tentukan apakah Bahagia atau Sengsara.
Dari ketiga Hal diatas Hanya Nasib yang bisa kita ubah. Tuhan membekali Akal dan Pikiran kepada manusia untuk mengubahnya.
Saudaraku... Untuk perubahan itu ada dua pilihan yang bisa kita pilih, berubah secara Kwantitatif atau Kualitatif.
Perubahan Kwantitatif adalah perubahan yang lebih mengutamakan Nafsu manusia (Dunia), pilihan ini lebih berupa kita menginginkan menjadi Kaya atau Miskin.
Perubahan Kualitatif adalah perubahan yang mengutamakan Nurani manusia, pilihan ini berupa Bahagia atau Sengsara.
Saudaraku...Nafsu adalah musuh kita yang nyata, sedangkan Nurani akan membawa kita kepada Keimanan, Keimanan adalah Langkah yang BENAR menuju Hidup yang sesungguhnya.
Saudaraku...Dunia ini adalah Maya(sementara) atau terbatas dengan waktu, karena Hidup kita yang sesungguhnya (Abadi) adalah dimulai setelah Tuhan mencabut nyawa kita. Bukankah kita tidak tahu umur kita sampai batas usia berapa?? 1 satu menit lagi atau 2 menit lagi atau 5 jam lagi atau 1 hari, minggu, bulan bahkan tahun kita tidak tahu kapan Tuhan mengakhiri hidup kita......
Semua adalah Hak Preogratif Tuhan .......................................................................
" Wallahu a'lam bissowab ".............
Saudaraku... Sudahkah kita memilih nasib kita??? pilihlah untuk Hidup setelah Mati kita !


Jumat, 04 Maret 2011

SIGN OF SANE....

Banjit, 20Mei 2010, 22.01 WIB.

SIGN OF SANE....






Selamat malam sepi,

Sampai kapan engkau bersemayam didalam jiwaku?
Membenamkan kaki langkahku hingga batas hilang kesadaran dan pengharapan,
Mengapa engkau memaksa aku untuk terpaku dan merasakan sengat 30 matahari dimalam ini?
Aku tenggelam bersama butir peluh asaku yang mengucur deras dari pori-pori ketakutan,
Selamat malam sepi,
Sampai kapan engkau akan bersamaku,
Apakah karena takdirku engkau bersemayam ?
Kini engkau telah mengeringkan airmata hati dan semangatku, maka, jangan engkau paksa aku untuk menjauhkan Rabb-ku dari pagiku.
Selamat malam sepi,
Pergilah jauh kebawah batas siksa-Nya bersama 1000 Iblis terkutuk, hancurlah bersama sumpah serapahku!


Sebuah Bunga meneteskan embun di Pagiku, dalam beningnya memantulkan senyum musim semi cinta yang pernah kumiliki, kini telah tersimpan kedalam sebuah catatan kecil tentang suatu waktu…
Adalah sapamu akan aku yang telah bersama 30 waktu menantang matahari…
Terimakasih bunga yang putih, engkau memaknai hidupku dengan senyummu, dan pernah menjadi tetes embun dipagiku.

Dimanakah hidupku?
Tunjukkan wahai jiwa yang tersenyum dengan tatap matamu,
Tunjukkan aku akan Rabb yang telah memberiku hangat 30 matahari dalam nada denyut jantungku….
Tunjukkan kepadaku bagaimana cara senandungkan rasa ketika bersujud dengan jatuh embun kepasrahan kepada-Nya…
Pagi ini ?
Dalam Kursi-Nya Ia telah menulis Syair Takdir atasku, maka ajari aku mengumpulkan embun itu kedalam ‘matahati’ untuk setiap ucap syukurku hingga menenggelamkan jiwa kedalam samudera kepasrahhan…
Letihku? adalah ketidaktahuanku akan makna kehidupan…
Dimanakah hidupku?
Beritahu aku jika itu telah datang bersama Rabb Semesta Alam.



Pagi ini, sejenak aku memohon kepada-Mu, wahai zat penyempurna Imanku, wahai Rabb-ku penguasa jiwa-jiwa yang tersimpan dan Enkau gantungkan disetiap tiang-tiang lampion surga, yang Engkau hiasi dengan nyanyian burung-burung, berikanlah musim semi cinta untuk saudara-saudara terkasihmu, agar semakin riuh surgamu dengan gema Tafakkur disetiap menjelang pagi.

Tanyaku akan hati ini adalah kerinduan-ku akan-Mu, Mengapa hati ini sepi wahai Rabb-ku, mengapa jiwa ini gersang laksana berjuta-juta kering dihatiku, bukankah takdirmu atas jiwa-jiwa didunia ini adalah sama, ataukah mungkin karena dosa masa lalu yang aku perbuat?

Ya Rabb, ampuni aku jika itu adalah benar adanya, bimbing dan tuntunlah aku menuju musim semi cinta, agar aku bisa mendengar nyanyian burung-burung surga-Mu.
Betapa kecil diri ini dihadapan-Mu ya Rabb, dengan kegelisahan ini saja aku tak berdaya…

Betapa kecil diri ini dihadapan-Mu ya Rabb, dengan rasa rindu ini saja aku diam tanpa makna…

Syair-syair ini kuhantarkan kepada-Mu, agar Engkau buka takdirku atas sempurnanya Iman, temukan aku dengan senyum dan tatap mata Aisyah surga-Mu, agar aku semakin rindu dengan musim-musim semi cinta-Mu….


Embun itu adalah bening tatap matanya,

Adalah kerinduanku,

………………………………………….. akan embun-Mu,

Kuberharap suatu waktu akan kutemukan lagi mata itu,
…………………………………………..Amin.


“Dalam kesendirian, inilah yang kutakutkan dalam langkahku, harus memulai dengan nafas baru, dan harus dengan asa akan diri yang tak bisa membuat orang yang terkasih untuk tersenyum dengan mata indahnya”


Semoga ini adalah awal aku menemukan dan melihat musim semi cinta……

Ya Rabb, bimbinglah aku atas langkah ini, peringatkan aku agar terus menengadahkan mata jiwaku, agar aku terus membaca syair embun-Mu, yang telah engkau tulis dilangit-langit pagi-Mu.


Terimakasih Rabbku, Rasulku, Ibuku, Ibuku, ibuku, Bapakku, keluargaku, teman-temanku, bumiku, dan semua yang tak dapat kusebut satu-persatu. “Aku menyayangi dan mencintaimu hingga hidup setelah matiku” Terimakasih atas semua yang telah engkau berikan kepadaku.
special tanks for ( hanya Alloh dan Aku yang tahu...hehehe ), terimakasih engkau telah mengembalikan Hatiku yang pernah hilang dan terbelenggu dalam kerak kebencian dan dendam. Kini aku telah bisa merasakan “rasa sakit” hingga aku sadar bahwa aku adalah manusia dengan fitrah perasaan, Terimakasih engkau telah membawaku terlahir kembali setelah hilang bersama masa lalu,
selayaknya manusia yang bisa menangis ketika hilang hati, itulah kelahiranku kedalam alam yang nyata..
Jika engkau bahagia itulah bahagiaku,
selayaknya manusia yang bisa tersenyum ketika mendapatkan hangat lembut Kasih sayang-Nya, itulah sumpahku untuk memastikan engkau adalah penghuni Syurga
Jika engkau tersenyum itulah senyumku
Dan aku akan melihat engkau bahagia didunia hingga kelak dihadapan Rabb Semesta Alam. Amin Ya Rabballamin..... 








Hey kamu,… “Mungkin satu hal yang tidak engkau ketahui dan engkau sadari, bahwa sesungguhnya ketika engkau menatapku dalam sembunyimu, saat itulah aku merasa menjadi manusia yang terlahir kembali kedunia ini”.

( Terima kasih Rabb-ku, atas mata indahnya yg telah memantulkan indahnya Embun Kemuliaan cinta-MU. )
Banjit, 28Mei 2010, 22.01 WIB.
…………signhendrosane…………..

Bukti Kebesaran Allah dan Kebenaran Al-Qur’an

Bukti Kebesaran Allah dan Kebenaran Al-Qur’an


Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” [QS. Al- Fushshilat]



LEBAH YANG MENULIS “ALLAHU”
(Those who are familiar with Arabic will easily be able to identify what this beehive spells – “Allahu”)

Hasil foto satelit memperlihatkan riak-riak gelombang Tsunami di Sri Lanka mirip tulisan kaligrafi “Allah”. (Foto:Globalsecurity. Org)



Awan yang membentuk Lapadz “Allah”, kejadian ini diabadikan oleh seseorang di Mekkah
Lafadz Alloh pada  jilatan api saat terjadi ledakan di pipa gas milik Pertamina di lokasi lumpur Lapindo, jalan Tol Porong-Gempol KM 38 22 November 2006 lalu.
Api yang membubung setinggi hampir 1 kilometer itu ternyata sempat membentuk lafal Allah dalam tulisan Arab beberapa saat. (Foto: Samuel Johnson)


Lapadz “Allah” yang terbentuk di telinga seorang bayi
Thanks for erwin atas sumbangan photonya. 

Lafaz Allah di Lautan , di lihat dari Satelit
Mawar Merah di Angkasa
“Selain itu (sungguh ngeri) ketika langit pecah belah lalu menjadilah ia mawar merah, berkilat seperti minyak”
(Ar-Rahman: 37)


Gambar di atas adalah gambar ledakan bintang di angkasa yang diperoleh NASA dengan Teleskop yang sangat canggih. Kejadian tersebut membuktikan kebenaran Al-Quran yang diturunkan 14 abad yang lalu pada surah Ar-Rahman di atas.




Masjid di Meulaboh, Aceh, yang berkubah warna gelap ini tampak tetap berdiri.
Sejumlah bangunan di sisi-sisinya tampak tidak tersisa tersapu tsunami. (Foto: Setpres/Dudi Anung)


Sumber diambil dari blog dan berbagai sumber.

bercinta


Jika waktu ini Redup Matahari, sejenak penatku kan kudiamkan dalam Munajatku....Pergilah hatiku akan peluk lembut tangan-Mu..........Belailah dengan kecup tipis ayat_Mu ditelingaku.... maka terbanglah Wahai Jiwaku .... kita bercinta dengan Tuhan..( sign of sane)

Rabu, 02 Maret 2011

syair 1

Tundukkan sejenak kepala.....dengarkan suara panggilan-Nya..apa yang engakau rasakan.....apakah hatimu berbicara? apakah ada jerit kesakitan? atau tenang seperti taman Firdaus? Cobalah engkau cari seorang Mursyid, tanyakan " wahai jiwa yang telah dibimbing Rabb di Arsy... ajarkan kepadaku bagaimana aku merasakan Rabbku ! ".........................
................."Sign Of sane "

syair 2

heningku dalam Tangan-Nya..... darahku menggelegak atas belai-Mu...akan Engkau bawa kemana tubuh dan jiwa ini ya Tuhan?..... Cumbumu menyadarkan kewarasanku ini, terimakasih Tuhan atas nikmat persetubuhan dengan alam ini...